Jumat, 13 Juni 2014

Drama Thailand Yes Or No

Holla! Hoaam! Akhirnya, kelar juga ujian kenaikan kelasnya. Doain naik readers :)
Oke, untuk postingan kali ini aku mau bahas drama thailand lagi. Kali ini aku mau buat plot Yes Or No.


Sebelumnya, ada yang tahu ini film apa? Yap, ini adalah film percintaan bertema lesbi atau sesama jenis. Kaget? Sama, aku pun kaget pertama kali dengernya. Lesbi? Ih, bahkan hal berbau abnormal pun berhasil diangkat jadi film sama Thailand-__- Karena penasaran, aku baca sinopsis singkatnya dulu dari berbagai sumber. Lumayan menarik, akhirnya aku download nih film. Asyiik! Berhasil :) dan alhasil bahkan sebelum ujian pun aku masih sempet-sempetnya nonton-__-
Oke, udahan dulu curhatnya o_o
Film ini dirilis tahun 2010 *telat empat tahun O__o* Yes Or No sendiri bercerita tentang dua orang cewek yang memiliki sifat bertolak belakang. Pie, gadis feminim yang normal dan cantik banget. Dan Kim, cewek berkepribadian tomboy, bahkan gak ada sedikit pun celah buat bilang kalo dia cewek. Laki banget tampilannya-__- namun akhirnya mereka jatuh cinta satu sama lain #waaa0_0
Dan sekarang aku mau ngasih Plot lengkap tentang film ini. SELAMAT MEMBACA!!^o^

Yes Or No
Pie sedang menuju asrama untuk menempati kamar barunya. Di jalan, ia menerima telfon dari Ibunya. Ibunya bertanya apa Pie sudah bertemu dengan gurunya. Pie berkata sudah, ia juga mengatakan kalau ia mendapat kamar baru di asrama yang sama. Ibunya bertanya apa alasan Pie pindah kamar. Pie berkata kalau Jane, mantan teman sekamarnya, memiliki masalah. Di lorong asrama ketika Pie sedang bertelfonan dengan Ibunya, tiba-tiba ada sebuah foto dan barang-barang yang dicampakkan dengan kasar dari dalam sebuah kamar. Ternyata itu Jane, dia sedang menelfon seseorang dan menangis. Ketika mengetahui Pie berdiri disebelahnya, Ia langsung memeluk Pie. 
Di kamar barunya, Pie akhirnya menyudahi percakapannya dengan Ibunya. Pie bersiap-siap mandi, dia juga mencoret cermin di kamar mandi dengan lipstik dan membuat tulisan "senang bertemu denganmu kawan - Pie". Pie sedang mandi ketika seseorang masuk ke kamarnya. Dia adalah Kim. Kim menaruh tas yang ia bawa dan menutup koper milik Pie. Pie sudah selesai mandi, ia heran karena ada seseorang dikamarnya sedang membelakanginya. Ia terkaget ketika melihat seorang cewek tomboy tengah berbalik dan tersenyum padanya*disini gue teriak waktu Kim lagi balikin badan terus senyum, ganteng banget!!>.<* Tapi senyum Kim tiba-tiba hilang, ia melihat ke kakinya. Ada kecoa! Kim refleks menendang kakinya dan berteriak ketakutan. Dia berlari sambil memeluk Pie yang masih mengenakan handuk. Keduanya berteriak, Pie berteriak karena tiba-tiba Kim melompat dan memeluknya. Sedangkan Kim berteriak karena ketakutan. Karena tidak tahan, akhirnya Pie berhasil menendang Kim dibagian perut membuat Kim terjatuh di lantai*pertemuan pertama aja seheboh ini x_x* Pie bertanya sedang apa Kim dikamarnya. Kim bilang memangnya tidak boleh. Lagipula ini kamarnya. Pie kaget. Dia memegangi kepalanya, merutuk sial. Padahal dia pindah kamar untuk menjauhi Jane yang seorang dii (lesbian yang kelihatan feminim dan pacar seorang cewek tomboy) hanya untuk bertemu Tom (cewek yang berpenampilan seperti laki-laki) yang dia maksud Kim. Kim mengatakan kalau dia bukan Tom, melainkan cewek tulen. Pie heran, cewek tulen? Dengan penampilan seperti cowok? Lalu Pie meminta bagian tubuh Kim mana yang seperti cewek? Kim mengangkat bajunya, Pie terkaget dan terdiam melihat "milik" Kim. 
Pie pergi menemui sekretaris asrama, ia meminta untuk pindah kamar lagi. Ia benar-benar tidak tahan harus sekamar dengan seorang Tom Dii, dia merasa sangat sulit untuk sekamar dengannya(Kim). Pie merasa ia sekamar dengan pria dan Pie tidak nyaman tinggal bersama seorang Tom. Tiba-tiba kepala asrama datang yang berpenampilan Tom bertanya seberapa tidak nyaman Pie? Dia seperti merasa tersinggung, karena dirinya juga Tom, penampilannya laki banget-__- 
Kepala asrama berkata jika Pie nanti akan terbiasa dengannya. Tom atau tidak jika Pie merasa tidak nyaman, maka itu bukan masalah besar. Pie berkata kalau dia punya hak untuk pindah. Kepala asrama berkata, ya, tapi Pie sudah menggunakannya dan kali ini ia tidak akan memberi izin. 
Kembali ke kamarnya, Pie membuah garis batas dikamarnya dengan selotip merah. Kim hanya memperhatikan dengan heran apa yang dikerjakan Pie. Pie menjelaskan, karena ia yang datang lebih dulu dikamar itu, maka ia memiliki hak. Dia membagi kamar menjadi dua wilayah, tidak adil karena wilayah Pie lebih luas. Pie menjelaskan tentang garis batas wilayah pada Kim dan jangan melewatinya. Pie menjelaskan lagi kalau dia lebih suka keheningan karena ikan miliknya mudah takut dan menyuruh lebih diam. Kim bertanya, bagaimana kalau menyanyi? Pie berkata, jika Kim pikir suaranya bagus, silahkan. Kim mencoba ber-o ow lalu Pie menyuruhnya berhenti. Kim bertanya lagi, kalau memasak? Pie berkata sebenarnya itu melanggar aturan, tapi lakukan saja. Kim bertanya lagi, lalu bagaimana dia ke kamar mandi dengan garis pembatas ini? Pie berkata jalan saja diatasnya. Dikamar mandi, Kim melihat tulisan di cermin. Dia menghela nafas lalu mengambil lipstik dan melingkari tulisan dicermin tersebut. 
Malamnya, ketika Pie sedang belajar dia merasa terganggu dengan suara ukulele Kim. Menganggu dan berisik. Ketika Pie sudah tidur, Kim masih terbangun. Ia takut karena mendengar suara serigala mengaum*agak lebay suaranya-__-* akhirnya, ia mengambil lampu penerang diatas meja kecil disamping tempat tidurnya. Kim membawanya dalam selimut-__-
Paginya, Kim sudah mendapati tempat tidur Pie kosong. Kim merapikan tempat tidurnya juga tempat tidur Pie. Di kampus, Kim dirayu oleh beberapa cowok yang suka nongkrong didepan tangga sekolah. Salah satunya berkata bahwa ia bertemu dengan gadis yang bahkan lebih tampan darinya*emang iya kok Kim ganteng :)* Pie hanya melihatnya dari jauh. Di kelas, Kim meletakkan tasnya. Dia melihat seorang gadis yang tampaknya sedang bersedih. Gadis itu adalah Jane. Kim memberikan sapu tangannya pada Jane, Kim berkata kalau Jane boleh membersihkan hidungnya(?) dengan itu. Jane menerimanya. Ketika Jane sedang berkumpul dengan Pie, Nerd dan Boy, dia terlihat kesemsem dengan sapu tangan yang tadi diberikan Kim. Boy bertanya dengan siapa Jane bertemu hari ini? Jane berkata dia tidak tahu siapa tapi Jane merasa sepertinya dia(Kim) memahami Jane dengan cara yang tidak bisa dilakukan orang lain *hueek :p* Pie bertanya, lalu bagaimana dengan senior yang ditangisi Jane kemarin. Jane berkata jangan bicarakan itu lagi, membuat moodnya jelek. 
Malamnya ketika Pie sedang mengerjakan tugasnya dan Kim sedang bermain game, Pie merasa terganggu. Ia memutus kontaknya dan berkata pada Kim jika ia butuh konsentrasi. Kim berkata, suaranya tidak keluar. Tapi Pie ngotot dan bilang Kim terlalu banyak tingkah dan cahaya dari layar televisinya yang kedap-kedip. Kim berkata bagaimana jika mereka bertukar wilayah? Tiba-tiba Jane datang menanyakan apakah Kim mempunyai makanan? Ketika Jane masuk ke kamar Pie dan Kim, Jane kaget dengan ada Kim disitu. Ia lalu keluar dari kamar sambil menahan senyum. Di luar kamar, Jane berteriak histeris karena senang bertemu Kim. Jane kembali masuk dan menarik Pie keluar. Di luar, Jane bertanya siapa itu? Pie menebak, jangan-jangan yang Jane maksud ketika mereka mengobrol tadi adalah Kim. Jane mengiyakan, Jane berkata bukankah dia(Kim) tampan? Pie hanya ber-hiih jijik. Lalu Jane memberi usul bagaimana kalau mereka bertukar kamar? Jane juga mengatakan kalau teman sekamarnya Nerd itu pendiam. Tiba-tiba Nerd sudah berada di lorong, dia mengetuk pintu kamar siswi lain. Nerd melihat mereka, lalu kembali lagi ke kamar*gak jelas kerjaannya-__-* Jane tertawa lalu dia bertanya pada Pie siapa namanya? Pie berkata dia tidak tahu. Jane berkata, mengapa Pie tidak menanyakannya? Lalu Jane memegangi bahu Pie dan mendorongnya kembali masuk. Di kamar, rupanya Kim sedang sibuk dengan sebuah tanaman. Jane datang dan berkata tentang sapu tangan yang diberikan Kim kemarin, ia juga berterima kasih. Kim bertanya apakah Jane sudah membersihkan hidungnya? Jane menjawab tidak, tapi dia sudah mencucinya dan akan mengembalikannya. Jane memperkenalkan diri "Namaku Jane" Kim berkata "Namaku Kim" Pie nyambung "Namaku Pie" dengan gaya sok ramah lalu dia melepas tangan Jane dari bahunya dan berkata kalau dia bukanlah jembatan untuk menghubungkan siapa pun dan kembali ke meja belajarnya. Jane bertanya tanaman apa yang ditanam Kim? Apa Kim mahasiswa pertanian? Kim mengangguk, dia berkata kalau dia berasal dari keluarga petani lalu Kim memberikan tanaman yang ada dihadapannya pada Jane. Jane bertanya apa itu untuknya? Kim mengangguk. Jane berkata tanaman itu cantik sekali, apa namanya? Kim menjawab Cinta Pandangan Pertama. Pie yang mendengarnya seperti menanggapi "ooh". Sedangkan Jane yang mendengarnya bertanya Kim mencintainya?*o_o* Kim tertawa dan berkata bukan, memang itu nama tanamannya. Jane salah tingkah dan hanya mengangguk-angguk. Pie bertanya apakah Jane bisa kembali ke kamarnya sendiri? Jane mengangguk tersenyum, lalu dia keluar kamar dengan perasaan yang teramat senang.
Paginya, Kim habis dari beranda sedang mengambil salah satu tanaman yang ia tanam. Kim memasak bubur dengan rice cooker miliknya. Pie masih tertidur, kemudian ia terbangun karena mencium bau masakan. Dia melihat Kim yang tampak sangat menikmati bubur buatannya. Pie bangun dan berjalan ke kamar mandi, Kim terlihat sangat menikmatinya. Pie hanya melewatinya. Setelah Pie masuk ke kamar mandi, Kim lalu mengibaskan tangan didepan mulutnya. Masakannya terlalu panas, bahkan Kim sampai terbatuk-batuk dan menutup muka menahan panas didalam mulutnya :D. Selesai mandi, Pie melihat kamar sudah kosong, Kim sudah pergi duluan. Pie melihat bubur buatan Kim tadi sudah disediakan dalam mangkuk beserta air putih dan surat kecil bertuliskan "Ini enak ^o^" dari Kim. 
Malamnya, ketika Pie sedang mengerjakan tugasnya, ia mendengar suara aneh dari belakang. Suara kentut-__- dan suara itu ternyata suara kentut Kim-____- Pie berbalik dan hanya tersenyum. Kim meminta maaf, dia bilang kalau dia sudah mencoba untuk menahannya, tapi suaranya tidak bisa lebih rendah-__- Pie berkata kalau dia tidak keberatan dengan itu, santai saja. Kemudian Kim bertanya apakah Pie lapar? Kim memasak resep spesial. Pie berbalik dan berjongkok didepan Kim, bertanya Kim bisa memasak dengan rice cooker? Kim mengangguk. Pie bertanya apa yang dimasak Kim? Kim menjawab ini ayam panggang dengan isi macam-macam seperti jamur, sayuran, pokoknya kaya nutrisi. Kim menawarkan ayam panggangnya pada Pie. Kim memberikan sendok pada Pie. Pie mencoba masakan Kim, dan merasakannya dalam mulutnya. Kim bertanya bagaimana? Enak, kan. Pie berkata lumayan. Pie bertanya apakah Kim suka memasak. Kim menjawab Ini menyenangkan, tak peduli hasilnya enak atau tidak. Pie bertanya lagi, apakah Kim lebih suka memasak atau menanam? Kim menjawab kedua-duanya. Lalu Kim balik bertanya apa yang dilakukan ikan Pie? Pie mengenalkan nama Ikannya adalah "Sebenarnya". Kim bertanya apakah ikan Pie tidak kesepian sendirian didalam akuarium? Pie berkata tidak, jika ada ikan baru maka ikannya akan menggeram. Kim berkata seperti pemiliknya. Pie membanting sendok dan berkata kalau dia hanya selektif memilih teman. Kim bertanya lagi apakah ada ikan yang seperti "Tom"? Pie menjawab dia tidak tahu, tapi ada jenis ikan yang menyukai jenis kelamin yang sama. Kim bertanya lagi, apakah ada ikan yang tidak suka dengan ikan seperti "Tom"? Pie lalu menatap sinis padanya. Kim berkata kalau dia hanya bercanda, jangan cemberut seperti ikan makarel*disini Kim lucu banget!!>.<* 
Besoknya, anak buah ayah Kim datang memberikan titipan kotak anggur pada Kim untuk diberikan pada bibi In. Pie sedang bersama Boy ketika anak buah ayah Kim bertanya apa benar ini gedung asrama putri "A"? Boy menjawab ya. Kedua anak buah ayah Kim takut-takut dengan Boy karena mengira Boy waria*emang iya pun-_-* kemudian Kim datang dan akhirnya mereka berdua selamat dari Boy. Selepas keduanya pergi, Kim yang tidak tahu cafe tempat bibi In bertanya pada Pie dan Boy dimana tempatnya. Boy berkata dibelakang kampus. Kim bertanya pada Pie apakah dia mau mengantarnya? Kim berkata kalau dia harus pergi dengan Boy. Pie menjelaskan jalan menuju cafe bibi In dengan cepat lalu pergi. Kim yang ditinggal hanya bisa mencoba untuk mengingat-ngingatnya. Kim bingung hingga akhirnya dia tersesat. Malam tiba, Kim hanya memilih duduk didepan kolam air mancur. Pie menemuinya dan bertanya apakah Kim tidak menemukan tempatnya? Kim berkata dia tersesat. Kim bertanya maukah Pie mengantarnya? Pie menjawab baiklah, sebagai balasan atas ayam panggangnya. Kim mengulurkan tangannya agar ditarik oleh Pie. Pie menariknya namun Kim masih terduduk. Pie berkata jika Kim tidak mau pergi, Pie tidak akan mengantarnya lagi. Pie menghitung agar Kim mau berdiri. Satu.. Dua.. Tiga.. Tarikan ketiga, Kim tiba-tiba berdiri sedangkan Pie hampir jatuh namun tatapan mereka bertemu*disini kayaknya mulai sedikit tumbuh rasa-rasa sukanya* Pie agak salah tingkah dan bilang kalau ternyata Kim bisa berdiri sendiri lalu pergi. Kim hanya tersenyum melihatnya, lalu membawa kotak titipan tadi dan mengikuti Pie.
Sesampainya di cafe, Kim bertanya pada kasir cafe apakah bibi In ada. Bibi In datang dan menyapa Kim. Mereka berpelukan. Bibi In memuji Kim yang terlihat sangat tampan. Kim juga memuji bibi In yang terlihat cantik. Kim berkata ayahnya mengirim anggur untuk bibi In, lalu bibi In melihat Pie. Pie tersenyum dan menyapa bibi In "Sawaddee kha" bibi In membalasnya. Bibi In berkata pada Kim bahwa ia mempunyai selera yang bagus. Bibi In bertanya apakah dia(Pie) pacar Kim? Dia manis. Kim melihat Pie lalu berkata dengan sedikit berteriak pada bibi In bukan, mereka hanya teman. Bibi In kaget lalu berkata dia hanya bercanda. Ketika Pie menikmati cake buatan cafe bibi In, bibi In meminta Kim untuk menemaninya bermain gitar. Ketika bibi In menyanyikan lagu sambil bermain gitar, Kim hanya melihat Pie*nah!*
Pulang dari cafe, Pie dan Kim sedang mengobrol. Pie berkata bahwa Kim itu terlihat seperti lesbian, bahkan walau pun Kim berkata dia bukan lesbi, orang lain yakin dia pasti benar-benar seorang lebsina. Kim bertanya seperti apa "Tom" itu? Pie menjawab mereka seperti Kim, bertingkah seperti Kim, tidak sama sekali feminim dan mempunya pacar cewek. Beberapa bersikap seperti pria sejati, seolah-olah mereka benar-benar pria. Kim berkata bahwa dia tidak seutuhnya seperti itu, lalu dia apa? Pie bertanya apakah Kim memiliki orang yang dia suka? Kim menggeleng. Kim berkata jika ia menyukai seseorang, suka ngobrol dengan dia, suka bercanda dengannya, suka bersamanya dan orang itu perempuan, apa artinya dia "Tom"? Pie hanya diam mendengarnya*disini kayaknya Kim gak bisa terima kalau dia bakalan jadi lesbian tomboy*
Hujan turun, Pie dan Kim sudah sampai dikamar tapi Pie kaget karena keadaan "wilayahnya" sangat berantakan. Tempat tidur miliknya basah karena air hujan lalu Pie masuk ke kamar mandi. Kim mengambil sapu pel dan membersihkan wilayahnya dan sebagian wilayah Pie. Pie sudah kembali dari kamar mandi, ia mencoba mengangkat kasurnya yang basah seorang diri namun seperti ia kesulitan. Kim yang melihatnya segera membantu Pie tanpa sadar sudah melewati garis batas wilayah mereka. Pie merutuk kesal karena kasurnya yang basah. Kim berkata kalau Pie boleh tidur di tempat tidurnya dan dia akan tidur di lantai. Pie berkata tidak usah. Kim berkata dia serius, Pie boleh masuk ke wilayahnya. Tiba-tiba lampu kamar mati, Kim terkaget lalu berteriak ketakutan sambil memeluk Pie. Pie risih dipeluk Kim lalu dia tertawa melihat tingakh Kim. Di kamar, Pie menyalakan lilin-lilin. Kim masih takut dengan gelap, ia hanya memegang baju Pie dari belakang dan memberikannya lilin-lilin. Kamar sudah lumayan terang karena banyaknya lilin yang dipasang Pie dan Kim. Kim membuat bayangan burung dari tangannya. Ia meliuk-liukkan tangannya didinding yang terkena cahaya. Kemudian tangan Pei juga melakukan hal yang sama, tanpa mereka sadari jarak mereka sangat dekat. Lalu mereka saling melihat dan terdiam beberapa detik satu sama lain. Pie mengalihkan pandangan dan bertanya kenapa Kim takut hantu? Kim menjawab semua orang takut hantu, Pie tidak? Pie menggeleng, Kim bertanya, apa yang ditakuti Pie? Tom? Pie mengatakan kalau ia hanya tidak suka. Kim menjelaskan karena ia tidak menyukai kegelapan dan keheningan makanya ia membuat kebisingan. Pie lalu berdiri dan mengambil ukulele milik Kim. Kim bertanya, bukannya Pie tidak menyukai dia bermain? Pie berkata jangan sungkan ketika mempunyai kesempatan untuk memainkannya. Kim lalu memainkan ukulele miliknya sambil melihat Pie *nah, disinilah dimulai perasaan Kim pada Pie. Cieee>.<*
Pie akhirnya tidur ditempat tidur Kim. Pie bangun tidur dan memperhatikan Kim yang tertidur di lantai. Keakraban mereka dimulai, bahkan tempat tidur keduanya disatukan. Mereka pergi bersama, makan bersama, belajar di kelas yang sama, menonton film bersama dan belanja bersama. Mereka lalu pergi ke kolam. Pie mengatakan kalau dia suka air, dan sebenarnya dia paling suka ubur-ubur.
Besoknya di kampus, Pie, Kim dan bersama beberapa cewek menaiki tangga ketika cowok-cowok yang biasa nongkrong disitu lalu memulai bualan mereka. Salah satunya menyindir tentang Tom bahkan mereka menyanyikan lirik untuk mengejek pasangan lesbi *mereka mengira Kim dan Pie adalah lesbian* Kim yang mendengarnya lalu berkata kalau mereka jangan keterlaluan. Lalu Pie berkata lebih baik dia pergi bersama pasangan lesbiannya daripada bersama mereka, kemudian Pie menggandeng Kim dan berkata ayo, sayang. Cowok-cowok itu masih belum puas, lalu mereka bertanya apakah kalian(Pie dan Kim) tidak merinding ketika berciuman? Pie yang panas mendengarnya lalu tiba-tiba mencium Kim. Semua yang ada disitu lalu menyoraki keduanya. Jane yang ada dibelakangnya kaget sekaligus kelihatan kecewa. Kim yang dicium sama kagetnya lalu ia hanya berjalan ketika Pie menariknya untuk pergi. Mereka lalu pergi keluar dari kampus ketika seorang pria sedang berdiri disamping mobilnya menunggu seseorang. Boy bertanya apa itu Van? Lalu Pie melepas tangannya dari Kim dan menyapa Van. Van berkata kalau Ibu Pie menyuruhnya untuk menjemput Pie. Pie memperkenalkan Van pada Kim. Mereka lalu saling menyapa. Van memperkenalkan diri kalau dia adalah pacar Pie, lalu semua yang ada disitu ber-hiii *apa ya, kalo di Indonesia kayak bilang "cieee"* sambil tertawa. Dari raut wajahnya, Kim tampak kecewa mendengarnya. Lalu Pie dan Van akhirnya pergi. Jane mulai menyindir, ia bertanya pada Boy apakah Pie dan Van adalah pasangan yang ok? Boy berkata Ok, Van itu tampan dan juga sopan. Tapi Boy tidak menyukai pria seperti itu, terlalu membosankan. Jane menjawab dia juga. Lalu Boy berkata lagi kalau Pie menyukai pria seperti itu. Jane kembali nyambung dan bilang Pie tidak suka yang aneh-aneh*maksudnya, sesama jenis* kemudian Kim pergi dan tampak sangat kecewa. Kim pergi ke cafe bibi In, ia memesan susu pada bibi In dan mengambil kue dari lemari. Kim melakukannya dengan wajah diam dan tidak seperti biasanya, bibi In yang melihatnya hanya bisa berpikir. Lalu bibi In bertanya apa kuenya enak? Kim menggeleng. Bibi In memasang wajah kaget dan bertanya tidak enak? Sampai wajah Kim merengut? Kim berkata kalau ia sedang bosan. Bibi In berkata Kim sendirian, apakah dia bertengkar dengan Pie? Kim bilang tidak, Pie sedang bersama keluarganya. Seorang pria menjemputnya*waktu bilang ini, Kim kelihatan banget kecewanya :(* Bibi In berkata jadi itu yang membuat rotinya tidak enak. Kim berkata bibi In jangan bercanda. Bibi In to the point bertanya Kim menyukainya(Pie)? Kim bertanya siapa? Apa maksud bibi In? Kemudian bibi In berkata dia tahu Kim bersikap seperti laki-laki tapi bagaimana dengan yang ada didalam dirinya? Kim berkata, maksudnya menjadi Tom? Bibi In menghela nafas. Dia berkata ada orang yang terlihat seperti Kim, tapi bukan lesbi. Ada juga orang yang tidak terlihat seperti Kim, tapi lesbi. Semua itu berasal dari dalam sini *nunjuk hati* bukan soal penampilan. Jangan biarkan itu yang memutuskan siapa dirimu. Kau harus menjadi seperti apa yang kau rasakan, nasehat bibi In. Lalu bibi In bertanya lagi, Kim dan Pie selalu bergurau, Kim menyukai Pie sebagai apa? Kim langsung menjawab tegas kalau Pie itu teman. Bibi In bertanya lagi apakah Kim yakin? Kim tampak ragu. Bibi In berkata lagi baik hati maupun penampilan Kim, carilah apa yang harus Kim lakukan agar Kim tidak menyesal di kemudian hari. Kim lalu menunduk.
Malamnya, Kim sedang berada diluar kamar memainkan ukulele miliknya. Dia melihat mobil Van masuk pekarangan asrama, Pie turun dari mobil. Kim hanya melihat mereka berdua dari jauh. Van bertanya pada Pie apakah dia boleh menjemput Pie untuk menonton bioskop? Lalu Pie berkata kalau Van jangan berkata seperti itu lagi. Van bertanya seperti apa? Pie berkata kalau Van mengatakan dia adalah pacar Pie didepan teman-teman Pie. Pie juga tidak pernah mengatakan kalau Pie adalah pacar Van. Van tampaknya mengerti lalu dia meminta maaf dan berjanji tidak akan berbicara seperti itu lagi. Suasana terasa berbeda, lalu Pie bilang kalau itu bukan masalah besar, jangan cemberut seperti ikan makarel*yang pernah dilakuin Kim sama Pie sebelumnya* Van lalu melihat Pie, kemudian dia mengacak rambut Pie sambil tertawa. Kim yang melihatnya lalu berjalan masuk ke kamarnya. Pie masuk ke kamarnya, didalam lampu kamar dimatikan. Pie melihat Kim sedang terbaring di tempat tidur dengan selimut. Pie menyapa Kim dan bertanya apa Kim sudah tidur? Mengapa tidak menyalakan lampu tidur? Kim berkata kalau dia sakit migrain. Jika melihat cahaya akan terasa lebih sakit. Pie bertanya apa Kim sudah minum obat? Kim bilang sudah. Pie berkata lagi kalau minum obat saja tidak cukup. Lalu Pie berinisiatif memijat Kim mulai dari tangan hingga kepala. Ketika memijat kepala Kim, Pie lalu menatap Kim. Mereka saling bertatapan cukup lama*sumpah, gue kira mau ciuman disini, rupanya-o-* kemudian pintu kamar diketuk, Pie membuka pintu. Ternyata itu Jane, dia membawa bantal juga selimut. Jane berkata pada Pie jika AC dikamarnya mati, dia ingin tidur dikamar Pie dan Kim. Pie bertanya di kasur siapa? Jane menjawab di kasur Pie boleh, tapi di kasur Kim jauh lebih baik. Pie berkata kalau Kim sedang tidak sehat, Kim sakit migrain. Jane berkata benarkah? Lalu ia menaruh selimut dan bantalnya dikasur Pie. Jane bertanya pada Kim bagaimana keadaannya, apa sakit sekali? Kim hanya diam. Pie yang melihatnya lalu berkata kepala Kim sedang sakit. Biarkan dia tidur. Jane tampak sedikit kecewa. Ketika mereka tidur, Jane merasa kurang nyaman karena Pie yang tidak bisa tenang ketika tidur.
Besoknya ketika Kim sedang bereksperimen dengan Ikan dan membuka buku cetaknya, ia melihat sebuah kertas note terselip. Pie tersenyum. Kertas note itu dari Kim, ia mengajak Pie ke cafe bibi In dengan jawaban pilihan Yes or No. Pie lalu mengambil spidol dan mencontreng Yes. Lalu mencoret tulisan Kim, dengan menggantinya dengan tulisan Gila. Kim sendiri sedang sibuk dengan tanaman yang sedang ia eksperimenkan. Tiba-tiba sebuah kertas terlempar mengenai kepalanya. Kim bingung siapa yang melakukannya, lalu ia tersenyum ketika melihat Pie. Pie menunjuk kertas note yang diberi Kim padanya. Kim membacanya dan tersenyum lagi. Lalu ia melihat Pie sambil menaikkan kedua alis. Pembina Kim yang sedang mengajarkan mahasiswa yang lainnya melihat mereka berdua, lalu dia berdehem pada Kim dan Pie. Pie lalu menyapanya sambil tersenyum. Ia melihat ke arah Kim lalu pergi. Pembina tadi kembali berdeham pada Kim, Kim yang melihatnya hanya tersenyum. Pie baru saja keluar dari kampus ketika dilihatnya Kim sedang menunggu di bangku taman. Ia tersenyum melihat Kim, begitu pun Kim. Tiba-tiba Boy dan Jane datang *ngerusak suasana aja-__-* Boy bertanya kemana mereka akan pergi? Jane mengajak Kim makan, Jane berkata kalau dia lapar. Lalu Boy berkata bagaimana jika ke cafe bibi In? Kim bertanya pada Pie apa Pie mau pergi? Pie berkata tidak, dia malas. Kim berkata kalau dia akan mentraktir Pie roti. Pie berkata kalau dia akan selalu makan roti ketika moodnya sedang jelek. Sekarang mood Pie sangat baik. Jane berkata ia ke cafe bibi In ingin mendengarkan musiknya. Jane mengajak Pie lagi. Pie berkata tidak, dia sedang malas, lalu pergi. Jane lalu mengamit lengan Kim.
Di cafe Kim, Jane dan Boy sedang asyik memakan roti. Seorang perempuan sedang memainkan gitar, mencoba beberapa kunci gitar. Jane menyuapi Kim roti, Kim hanya diam sejak Jane mengajaknya. Jane mengusapi bibir Kim dengan tissue *sok romantis o_o* sedangkan Pie, dia hanya pergi ke kolam air mancur. Pie berdiri di jembatannya. Lalu Pie menelpon Van, dia berkata kalau dia sedang bosan, dia meminta Van untuk meceritakan hal-hal yang lucu. Kim yang ada di cafe hanya diam dari tadi, lalu mengatakan pada Jane kalau dia ingin pergi keluar sebentar. Jane bertanya berapa lama? Kim menjawab hanya beberapa menit. Lalu Kim mengambil tasnya dan pergi. Di tempat Pie, Pie masih mendengarkan cerita dan Van. Ada telepon masuk, Pie mengatakan pada Van untuk tunggu sebentar karena ada telepon masuk dan ternyata itu dari Kim. Kim bertanya Pie dimana? Pie berkata dia di taman air mancur. Kim bertanya Pie sedang apa? Pie menjawab dia sedang bicara di telepon dengan Van. Van bilang matahari terbenam benar-benar indah. Kim berkata kalau dia punya berita untuk Pie. Pie memotong berkata dimana pacar Kim? Kenapa Kim menelpon orang lain? Kim bertanya siapa yang Pie maksud? Pie berkata tentu saja Jane. Kim bertanya lagi pada Pie, dia ingin Pie menjelaskan yang mana. Tiba-tiba Kim sudah ada disamping Pie dengan telepon masih ditelinganya. Kim masih menyambung kata-katanya lagi dan bertanya tentang Jane bukanlah pacarnya atau Pie bukanlah orang lain? Pie bilang jika ia orang lain, lalu ia siapa? Lalu Kim menggandeng tangan Pie dan mengajaknya duduk dibangku dengan telepon masih di telinga masing-masing *aww! Kim, andai lo sama gue begitu. sayangnya, gak bakalan T_T* sedangkan Jane masih menunggu Kim dan Van masih menunggu telepon dari Pie.
Di kamar sebelum tidur, Kim bertanya pada Pie apakah Van itu pacar Pie? Pie berkata tidak, ia menjelaskan kalau ia dan Van sudah dekat sejak kanak-kanak. Pie ingat kata Ibunya, jika kita mencintai seseorang kita akan merasa seperti ada ratusan kupu-kupu terbang di dalam perut kita. Kim bertanya, seperti tanpa beban. Mungkin, entahlah kata Pie. Jika Pie bersama Van, bahkan ulat saja tidak masuk. Kemudian Pie bertanya apakah Kim pernah merasakan kupu-kupu di dalam perutnya? Kim memberi pilihan, dengan cewek atau dengan cowok? Pie tertawa. Kim menceritakan tentang ayahnya semenjak Ibunya meninggal. Kim juga bilang, Ayahnya berkata kalau cinta itu tidak bisa menjadi sesuatu yang lain. Jika kita mencintai seseorang, saat itulah cinta datang. Kim bertanya, jika suatu hari dia mencintai seorang gadis, apakah Pie masih ingin menjadi temannya. Pie hanya menatapnya. Kemudian pintu kamar diketuk, Jane membawa bantal dan selimut, ia memanggil mereka dari luar. Kim seperti bosan dengan Jane, ia lalu menutup wajahnya dengan selimut. Pie berusaha menarik selimutnya. Kim menutupinya lagi, Pie menariknya lagi. Lalu Kim menutupi mereka berdua dengan selimut. Pie tertawa. Jane yang mendengarnya tampak kecewa, lalu ia kembali ke kamarnya dengan membawa bantal dan selimut. 
Besoknya, Pie dan Kim sedang melakukan tugas mereka. Pie mengeluh mengapa mereka harus melakukannya di hari libur? Sungguh melelahkan. Kim lalu mengambil papan tugas milik Pie juga tas Pie. Kemudian ia menggandeng Pie, mengajaknya duduk di bangku taman. Kim memberikan air minum pada Pie, Kim juga memberikan tissue pada Pie, Kim kemudian memberikan roti isi pada Pie tapi Pie bilang dia sedang ingin makan yang manis-manis. Kim memberinya lolipop. Pie lalu mengemutnya, Kim bertanya apakah Pie tidak ingin berbagi padanya. Pie bilang kalau permen ini bukan sesuatu yang bisa dibagi. Kim berkata itu tergantung dari hati. Kim berkata, ayolah bagi sedikit. Pie lalu ber-iih, dia mengira apakah Kim tidak geli memakan permen yang sudah diemut Pie. Lalu Pie mengemut permen sedalam-dalamnya kemudian memberikannya pada Kim. Dia mengira Kim tidak menginginkannya, lalu Kim membuka mulutnya dan mengemutnya sambil tersenyum. Pie hanya diam melihatnya. Tiba-tiba disekitar mereka sudah banyak kupu-kupu. Pie berkata kupu-kupunya banyak. Kim menebak, mungkin mereka baru saja melarikan diri. Pie bertanya, darimana? Sambil celingak-celinguk. Kim berkata, ketika dia membuka mulutnya tadi. Pie bingung, Kim berkata lagi kalau sudah sejak lama ada banyak kupu-kupu didalam perutnya. Kim tersenyum, Pie hanya terdiam menanggapinya, mungkin masih bingung dengan apa yang Kim maksud. Kemudian Kim mengambil papapn tugas milik Pie, ia berdiri dan melanjutkan. Sebelumnya, ia membelakangi Pie dan tersenyum melihatnya. *disini secara gak langsung Kim bilang kalau dia udah mulai suka sama Pie:)*
Besoknya, Pie dan Kim akan pergi ketika didepan asrama ternyata Van sudah menunggu dengan membawa bunga. Pie terkejut melihat Van, Pie bertanya ada apa Van kemari? Apakah ia disuruh ibu Pie untuk menjemput Pie? Van berkata kalau dia pernah bilang untuk mengajak Pie menonton. Pie bertanya, kenapa Van tidak menelponnya terlebih dahulu? Van berkata, jika Pie sibuk itu tidak apa-apa. Lalu Van bertanya kemana Kim dan Pie akan pergi, dia ingin mengantar mereka. Pie menjawab pasar jatujak. Tiba-tiba Jane datang dan bertanya dari mana saja Pie dan Kim semalam? Apakah Pie dan Kim akan pergi lagi? Kenapa tidak mengajak Jane? *penting apa bawa-bawa lo?-_-* Jane bertanya apa dia boleh ikut? Van berkata cobalah bertanya pada Pie, bahkan Van tidak bisa pergi bersama mereka. Jane bertanya kenapa pada Pie? Apakah Pie ingin pergi berdua saja dengan Kim? Pie lalu menjawab tidak, jika Jane mau, baiklah, mereka semua akan pergi. Di pasar, mereka akhirnya berpisah-pisah. Pie bersama Van dan Kim bersama Jane. Ketika akhirnya mereka duduk di cafe untuk minum, Pie memijak kaki Kim yang duduk disebelahnya. Pie lalu memeriksa belanjaannya, ia lupa menaruh dimana tas belanjaannya. Kim bertanya, dimana? Biar dia yang mengambilnya. Pie berkata dia tidak ingat, biar dia pergi dengan Kim. Rencana Pie untuk berdua dengan Kim hampir berhasil, lalu Jane yang melihatnya berkata tidak perlu, biar Jane dan Pie saja yang pergi untuk mencarinya *uugh!-__-* Pie tampak sedikit kecewa.
Kemudian hanya tinggal Kim dan Van dimeja. Dibelakang Kim ada 4 orang gadis, dua orang berpenampilan Tom seperti Kim, dua lagi berpenampilan seperti gadis normal. Van memulai pembicaraan, Van berkata jika Ibu Pie melihat keempat gadis itu, beliau pasti pingsan. Van berkata lagi, dia bilang dia tidak tahu apakah Pie sudah memberi tahu Kim atau belum, Ibu Pie tidak suka hal semacam itu. Sambil melirik keempat gadis tadi *maksudnya perbuatan abnormal untuk menyukai sesama jenis* Kim bertanya, hal semacam apa? Van berkata seperti gadis yang menjadi laki-laki. Kim bertanya apakah menjadi Tom itu menjijikkan? Van berkata dia tidak bermaksud menyalahkan Kim. Kim berkata lagi, jika Pie bilang Kim adalah Tom maka itu akan rumit karena akan ada banyak gadis yang mendekatinya. Van langsung berkata, dia akan pastikan kalau Pie bukan salah satu dari gadis-gadis itu. Dan Pie tidak akan melakukannya. Kim seperti panas mendengarnya, lalu Kim mengambil tas dan pergi dari hadapan Van. Pulang dari pasar, Pie dan Jane mencoba mencari Kim. Pie mencoba menelponnya, namun tidak diangkat. Karena tidak ketemu akhirnya Pie bilang kalau mereka pulang saja.
Di kamarnya, Pie duduk diatas tempat tidur ketika Kim sudah masuk dan meletakkan beberapa belanjaannya di lantai. Pie terlihat emosi. Ia bertanya Kim darimana saja. Kim tidak menjawab. Pie bertanya lagi, apa ada masalah? Kim berbalik melihat Pie. Pie berkata kalau Kim pikir dia bisa bertindak dan pergi sesukanya. Pie sudah menelponnya berkali-kali, tapi kenapa Kim tidak mengangkatnya? Kim berkata kalau Pie bisa bersama pacarnya. Pie berdiri, ia bilang kalau Van bukanlah pacarnya. Berapa kali Pie harus mengatakannya. Pie balik menyindir Kim dengan Jane. Pie bilang Kim dan Jane berjalan begitu dekat seperti saudara kembar *padahal kalau dari sudut pandang si Jane beda lagi-_-* Kim lalu mendekati Pie, dengan marah dia bilang kalau dia tahu Pie tidak menyukai dia apa adanya, Pie tidak menyukainya. Pie menentang dan berkata bagus jika Kim mengerti, Pie berkata Kim jangan memohon perhatian Pie karena Kim tidak akan mendapatkannya. Kim emosi, ia menatap lama Pie. Lalu ia mengenakan sepatunya dan pergi dari kamar. Pie terduduk di tempat tidur, ia lalu melihat salah satu isi belanjaan Kim. Ternyata itu sebuah akurium kecil untuk ubur-ubur. Pie ingat ketika ia mengatakan pada Kim bahwa ia ingin mendapatkan seekor ubur-ubur, tapi itu sulit. Pie menghela nafas, ia lalu mengerjar Kim.
Di luar hujan, Pie dengan payung berusaha mencari Kim. Pie menemukan Kim yang kebasahan sedang berteduh di box telepon *di scene ini aku mulai-mulai sedih nontonnya :(* Pie dengan marah bertanya apa yang dilakukan Kim? Kim lalu melihat Pie, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam kemejanya. Itu roti coklat yang dimakan Pie ketika mereka datang ke cafe bibi In. Kim mulai berbicara dengan nada sedih, Kim bilang ia tidak memohon perhatian dari Kim, ia juga tidak meminta apa pun. Kim melakukannya karena dia ingin. Pie tidak menyukai Kim, Kim tahu itu *mulai nangis :'(* Kim melanjutkan lagi, dia tahu Pie tidak menyukai apa yang Kim lakukan. Kim terdiam. Pie yang hanya mendengarnya lalu melepas payungnya, lalu menangis dan memeluk Kim *disini aku beneran nangis bombay!! terharu banget sama scene-nya :'(*
Pulang ke asrama, Pie sibuk membersihkan rambut Kim dengan handuk. Kim hanya menatapnya, begitu juga dengan Pie. Pie seperti merasa kurang nyaman lalu berdiri dengan lututnya. Kim masih menatapnya diam. Kim lalu perlahan memegang pinggang Pie dan mendudukkannya kembali. Kali ini Kim mengusap rambut Pie ke telinga Pie. Lalu perlahan wajah mereka mendekat dan mereka berciuman *aww!!! 0__0* akhirnya mereka resmi menjalin hubungan. Paginya mereka bangun bersama dan Kim memberi Kiss morning pada Pie. Mereka bercanda dan sarapan bersama. Kim membuatkan roti isi untuk mereka berdua. Ia membuat senyuman dengan saus tomat diatas roti isi. Mereka berfoto bersama, tiba-tiba handphone Pie berbunyi. Ternyata itu dari Van. Kim ingin beranjak dari tempat tidur tapi ditahan oleh Pie. Pie mengangkat teleponnya dan bertanya dengan Van. Selama percakapan, Pie hanya melihat Kim yang seperti cemberut. Pie menutup teleponnya, Pie bilang kalau Van disuruh Ibunya untuk mengantar Pie karena ada beberapa urusan. Pie bertanya pada Kim bolehkah dia pergi? Kim mengangguk tapi wajahnya masih cemberut. Pie bertanya apakah Kim baik-baik saja? Kim menjawab dia tidak apa-apa, pergilah. Pie terdiam beberapa saat lalu ia mengatakan pada Kim untuk menjadi gadis yang baik. Jangan biarkan Jane masuk dan memperkosa Kim. Karena Pie adalah pencemburu. Kim bilang ia bisa memberi tahu Jane tentang mereka segera. Pie lalu berkata ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Jika ada orang yang bertanya padanya, tentang mereka atau jika ada orang yang tahu tentang mereka, Pie lalu menutup wajahnya dan berteriak. Kim melihatnya lalu berkata itu tidak ada hubungannya dengan mereka, mereka tidak perlu merasa malu, tidak perlu merasa takut. Lalu Kim memeluk Pie dan mengatakan kalau ia mencintai Pie. Tapi reaksi Pie hanya diam saja, ia justru mengatakan kalau ia belum siap. Dia juga tak ingin memberi tahu siapa pun. Kim kembali cemberut. Pie bertanya apakah Kim bisa mengerti?
Adegan berlanjut. Kim sedang menempelkan foto-fotonya bersama Pie di sebuah karton yang ditempelkan di dinding. Kim lalu pergi ke cafe bibi In. Bibi In membawakannya roti. Handphone Kim berbunyi, ternyata itu telepon dari Jane. Kim menutupnya lalu ia menon-aktifkan handphone, Kim tidak ingin diganggu.
Pie sedang bersama Ibunya, Pie memasukkan barang-barang belanjaan ke dalam bagasi mobil. Ibunya mengajak makan Pie di kamar asramanya, Ibunya bilang ia ingin bertemu dengan teman sekamarnya. Sepeninggal Ibunya, Pie lalu mencoba menelpon Kim, namun handphone Kim mati.
Kim masih di cafe bibi In, ia menyandarkan kepalanya ke jendela cafe dan tampak murung. Bibi In bertanya apa yang Kim takutkan? Cinta sejati itu tidak kalah dari "tidak suka Tom" *cerna sendiri kata-katanya ya :)* Kim memandang bibi In lemas, lalu bibi In berkata bahwa leluconnya gagal-_-
Pie dan Ibunya sudah sampai di kamar asrama. Pie menghidupkan lampu dan mempersilahkan Ibunya masuk. Pertama-tama, Pie memperlihatkan kamar mandinya. Kemudian ia melihat pembersih wajah milik Kim diatas meja, ia segera menyembunyikannya *masalahnya, pembersih wajahnya Kim itu yang buat laki-laki-_-* Terkejutnya lagi, Kim melihat foto-fotonya bersama Kim terpampang di karton yang tertempel di dinding. Ibunya berjalan perlahan mendekati Pie namun Pie bertanya apakah Ibunya ingin buang air kecil, lalu Ibunya masuk ke kamar mandi. Segera Pie menyingkirkan karton tersebut dan memasukkannya ke dalam lemari pakaian. Pie kemudian cepat-cepat kembali ke tempatnya semula seolah tidak terjadi apa-apa.
Di luar, Kim sedang berjalan menuju kamar asrama. Ketika Pie dan Ibunya sedang asyik berbicara, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Kim yang membukanya. Baik Pie dan Ibunya sama-sama kaget. Kim terdiam beberapa saat lalu ia memulai kebohongannya dengan berkata ingin meminjam buku milik Pie, dengan gaya gadis manis yang tidak biasa ia lakukan. Pie hanya terdiam melihat Kim. Lalu Ibu Pie menyadarkan Pie untuk segera mengambil buku yang ingin dipinjam Kim. Pie memberikan buku pada Kim, lalu Kim mengucapkan terima kasih. Kim kembali berkata pada Ibu Pie sampai jumpa dengan gaya gadis manis lagi. Setelah Kim menutup pintu, Ibu Pie panik. Ia berkata jika tadi Kim tidak berbicara mungkin dia mengira Kim adalah laki-laki. Ibu Pie bertanya lagi siapa dia? Apa dia dari fakultas yang sama? Pie mengatakan Kim dari mata kuliah yang sama. Di pintu, Kim mendengarkan Ibu Pie yang membicarakan tentang penampilannya yang seperti Tom. Kim sedih, lalu ia pergi keluar asrama dan duduk merenung di bangku taman.
Besoknya, Pie membangunkan Kim untuk meminum obatnya. Kim seperti malas, Pie memaksanya untuk meminum obat. Kim dengan malasnya bangkit. Pie berkata ia akan kembali untuk makan siang dengan Kim setelah dia selesai ujian. Kim bilang tidak perlu, ia takut Pie capek. Lalu Pie bilang dia tidak akan capek hanya karena itu, karena Kim adalah pacarnya. Pie membaringkan Kim kemudian menyelimutinya. Pie memberikan penutup mata agar Kim bisa tidur nyenyak, Pie juga memberikan Kim ciuman.
Di sekolah, Pie sedang menyelesaikan ujiannya. Jane bertanya bagaimana Kim? Pie mengatakan Kim sedang migrain dan tidur di kamar. Ketika ujian, Jane seperti memikirkan sesuatu.
Di kamarnya, Kim masih tidur dengan penutup mata. Pintu kamar terbuka dan ternyata itu Jane, Jane masuk dan kemudian dengan lembut ia pijat kepala Kim. Jane senang melakukannya karena ia begitu dengan Kim. Hingga tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Pie masuk. Pie melihat Kim dan Jane sedang berpelukan. Jane sadar Pie datang lalu melepaskan pelukannya dengan tampang tidak berdosa. Kim lalu terbangun dan membuka penutup matanya. Ia terkejut Jane ada dihadapannya dan ia tambah terkejut melihat Pie sudah ada didekat mereka. Kim memanggil Pie, namun Pie dengan emosi membanting akuarium ubur-ubur yang diberikan Kim untuknya. Jane yang melihatnya hanya bingung. Kemudian Pie pergi, Kim berusaha memanggilnya namun ditahan oleh Jane. Kim bilang dia nanti akan bicara dengan Jane. Jane dengan panik bertanya apa yang disembunyikan Kim dan Pie. Kim bilang ia tidak mengira kalau itu Jane. Jane masih bertanya apakah Kim mengira dia Pie? Kemudian Kim dengan paksa melepaskan tangannya dari Jane. Ia membawa handphone-nya dan berusaha menghubungi Pie. Ia mencari Pie berkeliling kampus. Lalu Kim sampai ke cafe bibi In, ia bertanya apa Pie ke tempat bibi In? Bibi In bilang tidak. Bibi In menyuruh Kim duduk, Kim kemudian duduk. Handphone Kim berbunyi, itu dari Jane. Jane bertanya apa ia bisa bicara dengan Kim? Sambil menangis ia bertanya apa maksud perkataan Kim tadi? Kim berteriak dengan bilang dia salah paham. Jane mengulangnya, salah paham. Jane berkata kalau ia tidak menduga Kim akan seperti ini. Ia juga mengancam Kim, ia akan beritahu pada semua orang tentang Kim dan Pie *cewek ular!! f*ck!!* Kim berteriak hingga seisi cafe melihatnya, apa Jane sudah gila? Jane bilang ia memang sudah gila. Jane bilang Kim akan menyesal atas apa yang telah dilakukan Kim padanya. Bibi In datang dengan air minum, namun Kim kemudian pergi. Di kamar Kim, Jane masih menangis. Ia tidak menduga semuanya akan seperti ini. Ia lalu mengambil cutter dan bersiap-siap ingin memotong tangannya. Tiba-tiba Nerd, teman sekamar Jane, datang dan memukul kepala Jane. Ia bilang 50% Tom dan Dii bodoh memiliki kecenderungan melakukan bunuh diri. Kim kemudian datang, ia benar-benar kelelahan berlari kesana kemari. Kim mendekati Jane. Jane bertanya pada Kim apakah dia bukan gadis yang baik? Kim bilang kalau Jane adalah gadis baik. Jane bertanya lalu kenapa Kim tidak mencintainya. Kim bilang cinta itu tidak mudah, jika mudah harapan semua orang di dunia pasti akan terpenuhi. Kim menjelaskan, Jane mencintai Kim sedangkan Kim mencintai Pie. Jane bertanya, apa ia masih bisa bersama Kim? Kim bilang ia akan bersama Jane, namun sebagai teman tidak bisa lebih dari itu. Jane berkata dia tahu, dia sudah cukup merasa buruk.
Di rumahnya, Pie menangis. Ibu Pie datang dan membawakannya minum. Ibunya bilang Pie sudah menangis selama satu jam. Apa Ibunya bisa mengetahui sesuatu? Atau Van melakukannya hal yang buruk pada Pie? Pie menggeleng. Kemudian dengan pelan Pie menjelaskan, bagaimana jika ia bersama dengan orang yang dia suka namun bukan laki-laki? Apakah Ibunya kecewa? Ibu Pie yang mendengarnya hanya bisa diam.
Besoknya, Kim memberanikan diri untuk bertemu dengan Ibu Pie. Pertama-tama, Kim meminta maaf karena telah berbohong untuk meminjam buku Pie waktu itu. Ibunya bertanya apakah Kim disuruh Pie? Kim bilang itu inisiatif dia sendiri. Kim tahu Ibu Pie tidak menyukai penampilan sepertinya. Ibunya tahu itu. Kim menjelaskan ia dan Pie sangat dekat. Kim meminta ijin pada Ibu Pie agar Pie bisa bersamanya. Pie yang diam-diam mendengar pembicaraan keduanya terkejut. Kim bilang kalau ia mencintai Pie. Ibunya masih tidak bisa terima. Kim bilang kalau dia serius. Lalu Ibu Pie menyuruh Pie turun dan bertanya apakah Pie juga serius dengan ini semua. Pie turun, ia mengatakan tidak. Tidak terjadi apa-apa. Kim yang mendengarnya terdiam. Ia benar-benar tampak kecewa. Pie meminta maaf pada Kim. Kim mulai menangis, ia bilang ia mengerti. Tapi Kim ingin menjelaskan satu hal pada Pie, Kim tidak mengira kalau waktu itu adalah Jane karena mata Kim tertutup waktu itu. Kim bertanya pada Pie, ini tak perlu dijelaskan karena Pie juga tidak akan peduli. Kim mendekat ke arah Pie, ia bilang ia akan pergi sekarang. Sepeninggal Kim, tangis Pie pecah. Van ternyata sudah berada dibawah, ia juga mendengar semuanya. Kim bertemu dengan Van, ia berkata tolong jaga Pie.
Kim keluar dari rumah Pie, ia duduk di trotoar jalan sambil menangisi semua yang terjadi. Anak buah Ayah Kim kemudian datang menjemputnya dan membawa Kim menemui Ayahnya di kampung halaman. Pie dan Kim berpisah. Keduanya dilanda kesedihan. Pie kemudian mendatangi kamar asramanya dulu dan mendapati fotonya yang ditinggal Kim di karton dinding kamar.
Pie sedang berada dirumahnya, ia membuka kotak pensil dan mendapati sebuha surat berbentuk kupu-kupu bertuliskan "suatu hari nanti, saat kau cukup berani, kita akan terbang bersama" Pie hanya sedih menatapnya.
Besoknya, Pie menyusul Kim ke kampung halamannya. Ia menjumpai Ayah Kim. Ayahnya bertanya teman darimana? Pie menjawab kampus. Pie meminta ijin pada Ayah Kim untuk bertemu dengan Kim. Lalu Ayah Kim memandang Pie dan bertanya apakah dia Pie? Pie menjawab iya. Kemudian Ayahnya tertawa, Ayahnya bilang bagus Pie sudah datang. Pie adalah gadis yang dibicarakan Kim. Ia tidak bisa tidur dan makan saat kembali ke kampung halamannya. Ayahnya juga berkata kalau Pie manis. Kemudian Ayahnya menyuruh anak buahnya untuk mengantarkan Pie pada Kim, bilang pada Kim kalau istrinya sudah datang. Pie hanya kaget dan bingung mendengarnya.
Kim sedang berjalan-jalan. Ia lalu bertemu dengan Pie. Kim berhenti lalu Pie mendekatinya. Pie bilang beraninya Kim meninggalkan foto Pie di asrama. Kim bilang dia terluka. Pie bilang itu hanya masalah kecil. Mereka bertatapan lama. Pie lalu meminta maaf pada Kim. Dia menjelaskan kalau dia takut, dia bingung, dia takut terhadap semuanya, takut Ibunya akan marah padanya, takut teman-teman mengejeknya dan takut terhadap pandangan orang lain. Tapi sekarang Pie tahu, jika ia masih saja takut, ia akan kehilangan Kim. Ia tidak ingin kehilangan Kim. Kim hanya diam mendengarnya. Pie tanya apa dia sudah terlambat untuk meminta maaf? Kim masih diam. Pie lalu berkata tak apa, kemudian dia berbalik. Pie menangis, kemudian Kim memanggilnya. Pie berkata kalau ia tidak apa-apa, ia baik-baik saja. Kim kemudian memeluk Pie dari belakang. Ia berterima kasih karena Pie sudah berani mencintainya. Mereka lalu berpelukan. Dari kejauhan, Ayah Kim dan anak buahnya hanya tertawa melihat keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar